Uncategorized

membangun jiwa anak
Uncategorized

Membangun Jiwa Anak Lewat Bermain dan Kedekatan dengan Orang Tua

Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh cerdas, berprestasi, dan sukses di masa depan. Namun, jangan lupa bahwa kunci keberhasilan anak bukan hanya kecerdasan otak, tetapi juga kesehatan jiwanya. Anak dengan jiwa yang sehat akan lebih percaya diri, tahan banting menghadapi tantangan, dan mampu mengembangkan potensinya secara maksimal. Sebuah penelitian Harvard University (2015) menunjukkan bahwa anak dengan ikatan emosional yang baik dengan orang tua (secure attachment) memiliki daya tahan stres lebih tinggi, prestasi akademik lebih stabil, dan keterampilan sosial lebih matang. Sebaliknya, penelitian dari National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) menegaskan, anak yang tumbuh dengan ikatan emosional lemah berisiko lebih tinggi mengalami kecemasan, depresi, hingga kesulitan menjalin hubungan sosial saat dewasa. Sayangnya, di zaman modern banyak anak yang harus “bersaing” dengan handphone orang tuanya. Tak jarang mereka ingin bercerita, tetapi dijawab, “Sebentar, Mama lagi zoom meeting” atau “Nanti ya, Ayah lagi balas chat kantor.” Padahal, satu pelukan hangat jauh lebih berharga daripada seribu like di media sosial. Jika pola ini terus berlanjut, anak bisa tumbuh merasa tidak diperhatikan, bahkan kehilangan rasa percaya diri sejak dini. Teladan Rasulullah SAW dalam Membangun Jiwa Anak Islam sejak awal menekankan pentingnya kelembutan dalam membangun jiwa anak. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik, bukan hanya dalam mengajarkan ilmu, tetapi juga dalam menumbuhkan rasa aman dan dicintai. Salah satu kisah yang menakjubkan adalah saat Ummu al-Fadl menggendong anaknya. Rasulullah SAW meminta anak tersebut, namun saat berada di pangkuan Nabi, si kecil buang air kecil. Ummu al-Fadl segera merenggut bayinya dengan kasar. Rasulullah pun menegurnya: “Pakaian yang kotor ini bisa dibersihkan dengan air. Tapi bagaimana cara membersihkan jiwa anak ini akibat renggutanmu yang kasar?” Kisah sederhana ini mengajarkan bahwa anak kecil tidak bisa diperlakukan dengan standar orang dewasa. Jiwa mereka perlu dipahami, bukan dimarahi. Dalam banyak riwayat, Rasulullah sering memangku cucunya, mencium mereka, bahkan ikut bermain. Ketika al-Aqra’ bin Habis heran melihat Nabi begitu sering mencium anak kecil, Rasulullah menjawab: “Barang siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi.” (HR. Muslim) Bagi Rasulullah, bermain dengan anak bukanlah membuang waktu. Itu adalah cara membangun jiwa mereka agar tumbuh dengan cinta, kelembutan, dan rasa dihargai. Jiwa yang Sehat, Kompetensi yang Melejit Psikologi modern membuktikan apa yang telah Nabi teladankan. Anak dengan jiwa sehat lebih mudah belajar, berani mencoba hal baru, dan tidak takut gagal. Mereka tumbuh percaya diri karena tahu ada rumah yang aman untuk kembali, ada orang tua yang mendukung tanpa syarat. Sebaliknya, anak dengan jiwa rapuh cenderung mudah cemas, takut menghadapi tantangan, atau merasa bahwa kasih sayang orang tua bergantung pada prestasi mereka. Inilah yang membuat sebagian anak terlihat “pintar” di sekolah, tetapi merasa hampa dalam kehidupan sosial dan emosionalnya. Tips Membangun Jiwa Anak Sehat Silungkang Playground: Bermain, Belajar, dan Membangun Jiwa Semua teladan Rasulullah ini mengajarkan bahwa membangun jiwa anak membutuhkan ruang yang sehat. Ruang untuk bermain, bercanda, dan berinteraksi dengan kasih sayang, bukan sekadar ruangan penuh gadget. Itulah yang dihadirkan oleh Silungkang Playground. Bukan hanya tempat bermain anak, tetapi juga media untuk membangun kedekatan orang tua dan anak. Di sini, anak-anak bisa bereksplorasi dalam lingkungan yang aman, melatih kemandirian, dan tumbuh bersama nilai-nilai Islami. Sementara itu, orang tua bisa menggunakan momen ini untuk benar-benar hadir, meletakkan handphone sejenak, lalu menggantinya dengan tawa, pelukan, dan doa. Karena kami percaya, setiap detik bermain bersama anak adalah investasi jiwa yang akan mereka bawa seumur hidup.

mendidik anak dengan iman
Uncategorized

Bermain Bersama Anak, Menanam Kasih dan Iman Sejak Dini

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ    ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ    وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ “Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” [QS. Ali ‘Imran(3):14] Allah Memberikan Fitrah Cinta pada Anak Sang Khalik, Allah SWT menjadikan indah pada pandangan kita kecintaan terhadap istri, anak, tanah yang luas, serta kendaraan yang nyaman. Allah tidak melarang kita mencintai semua itu. Mencintai anak-anak dan berharap banyak atas mereka merupakan fitrah, yang bisa menjadi kendaraan untuk mencapai kebaikan. Namun, pernahkah kita bertanya: “Apa tujuan kita sebenarnya memiliki anak?” Menata Niat Memiliki Anak Suatu ketika, Ustadzah Halimah Alaydrus pernah meminta doa kepada gurunya, Hubaba Humaira, agar dikaruniai seorang anak. Namun gurunya menjawab: “Wahai Halimah, untuk apa engkau menginginkan seorang anak? Dunia saja sudah cukup sibuk memalingkanmu dari Allah, apakah engkau ingin lebih sibuk lagi? Punya anak itu sibuk, Nak. Bisa membuatmu tersibukkan dengan urusan dunia.” Hubaba lalu bercerita bahwa sejak kecil ia berdoa agar hidupnya tidak tersibukkan oleh selain Allah. Bahkan ia berdoa, “Ya Allah, jika menikah membuatku lalai kepada-Mu, jangan nikahkan aku.” Namun Allah menakdirkan beliau menikah, karena ternyata dengan menikah, ibadahnya justru semakin kuat. Sejak itu doanya berubah: “Ya Allah, jika keberadaan anak membuat kami sibuk hingga Engkau bukan lagi prioritas, maka jangan karuniakan kami anak.” Dan hingga kini, beliau tetap istiqamah dengan takdir itu. Anak Adalah Amanah Besar Kisah tersebut membuat kita berpikir. Benar, memiliki anak berarti kita harus mencurahkan waktu untuk mengurus, memperhatikan, dan mendidiknya. Ritme hidup bisa berubah total. Pertanyaannya: apakah dengan adanya anak kita masih bisa beribadah maksimal? Bagaimana cara mendidik anak agar bernilai ibadah? Sering kali kita mendidik anak seperti orang tua mendidik kita dulu—menginginkan anak pintar akademis sekaligus agamis. Kita bangga bila anak cepat membaca atau hafal surah-surah pendek. Namun, jangan sampai anak lupa esensi: belajar untuk mengenal Tuhannya. Kalau membaca hanya menjadi kewajiban yang berat, dan shalat hanya untuk cepat selesai, berarti ada yang keliru dalam tujuan mendidik. Jangan Hanya Mengejar Dunia Banyak orang tua ingin anak-anak memiliki keterampilan, gelar, dan pekerjaan mapan. Itu baik. Tapi jika hanya berhenti di duniawi, anak bisa kehilangan arah hidup. Sibuk bekerja, lelah, namun lupa bergantung pada Allah SWT. Apakah seluruh pendidikan dari TK hingga sarjana hanya untuk mencari uang? Bahkan, tak ada jaminan anak bisa merawat kita di masa tua. Bisa saja mereka dipanggil Allah di usia muda. Maka, mendidik anak sejatinya adalah tanggung jawab kepada Allah Ta’ala. Tujuannya agar mereka menolong agama Allah dengan kemampuan yang mereka miliki. Mendidik Anak dengan Iman Kita siapkan masa kecil anak agar mencintai agama Allah. Ajarkan membaca bukan untuk kebanggaan orang tua, melainkan agar ia mengenal Tuhannya. Kita ajarkan Al-Qur’an agar ia menjadikannya pegangan hidup, bukan hanya demi seremonial wisuda. Setiap orang tua usahakan pendidikan terbaik, bukan sekadar untuk dunia, tapi juga untuk akhirat. Kita tuntun mereka dengan doa agar hati mereka selalu terpaut pada Allah. Kasih Sayang Adalah Pendidikan Terbaik Rasulullah SAW pernah menegur sahabat yang enggan mencium anaknya. Beliau bersabda: “Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Muslim) Artinya, pelukan, kecupan, atau bermain bersama anak bukan hal sepele. Itu bagian dari sunnah, yang bisa menjadi ladang pahala jika diniatkan karena Allah. Bermain Bersama Anak: Menanam Kasih dan Iman Jika tujuan mendidik anak adalah meninggikan agama Allah, maka setiap interaksi—bahkan permainan dan tawa bersama—bisa bernilai ibadah. Orang tua bukan sekadar mengawasi, tetapi menjadi teladan. Inilah mengapa Silungkang Playground hadir. Bukan hanya sebagai tempat anak bermain, tapi juga sebagai sarana orang tua menciptakan momen berkualitas selaras dengan tujuan mendidik anak secara islami. Di sini, anak-anak bisa bermain sambil belajar, berinteraksi dengan lingkungan aman, dan melatih kemandirian. Orang tua pun bisa menyertai dengan doa, pelukan, dan percakapan ringan yang menanamkan nilai kebaikan.

peran ayah dalam membesarkan anak
Uncategorized

Sabtu Bersama Ayah: Mewarisi Kasih Sayang Rasulullah SAW

Ada sebuah kisah penuh makna dari Aisyah r.a. Suatu hari, seorang Arab dusun datang kepada Nabi SAW dan bertanya, “Engkau mencium anak-anak, sedangkan kami tidak pernah mencium mereka.”Nabi SAW menjawab, “Apa dayaku apabila Allah telah mencabut kasih sayang dari hatimu?” (HR. Bukhari) Jawaban yang singkat, namun menampar hati kita hari ini. Karena, kasih sayang pada anak bukan sekadar naluri, tapi adalah bagian dari iman dan warisan akhlak Rasulullah SAW. Rasulullah SAW: Sosok Ayah yang Lembut dan Dekat Nabi SAW mencontohkan bentuk kasih sayang dengan begitu nyata dan sederhana. Beliau pernah menggendong cucunya, Umamah binti Abi al-Ash, saat sedang melaksanakan shalat. Ketika rukuk, Umamah diletakkan. Setelah bangkit dari rukuk, beliau mengangkatnya kembali. Sungguh, ibadah dan cinta bisa berjalan beriringan. Pernah pula beliau menjadi “kuda-kudaan” untuk Hasan dan Husain. Saat beliau merangkak, kedua cucunya naik ke punggungnya. Melihat itu, Umar bin Khattab r.a berkata, “Hai anak-anak, alangkah indah tunggangan kalian!” Rasulullah SAW menjawab sambil tersenyum, “Dan alangkah indahnya penunggangnya!” Tidak hanya itu. Rasulullah SAW sering melucu dengan anak-anak. Beliau jongkok di hadapan mereka, menyapa dengan lembut, mendoakan mereka satu per satu. Usamah bin Zaid pernah bercerita, “Rasulullah pernah mendudukkan aku di satu pahanya dan Hasan di pahanya yang lain. Beliau mendekap kami dan berdoa, ‘Ya Allah, kasihanilah keduanya karena aku mengasihi keduanya.’” (HR. Bukhari) Refleksi: Bagaimana Peran Kita sebagai Ayah Hari Ini? Kisah-kisah itu bukan hanya nostalgia indah tentang Nabi, tapi seharusnya menjadi cermin bagi kita. Hari ini, ketika kita mengaku sebagai umat Muhammad SAW, sejauh mana kita mewarisi teladan beliau? Sudahkah kita mengusap kepala anak-anak kita seperti yang dilakukan Rasulullah SAW?Sudahkah kita mengecup kening mereka, bukan sekadar rutinitas, tapi karena mereka rindu kasih sayang dari sang ayah?Atau jangan-jangan, tanpa sadar kita menyerupai Aqra’ bin Habis, yang tidak pernah mencium anak-anaknya? Hingga Nabi SAW bersabda, “Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari) Pertanyaan-pertanyaan ini tidak perlu dijawab lantang di hadapan orang lain. Tapi cukup kita jawab jujur, di dalam hati—sebagai ayah, suami, dan manusia. Bermain Bukan Sekadar Main: Ini Investasi untuk Akhirat Seperti perkataan Buhlul, bermain bersama anak, bercanda, bahkan membuat rumah-rumahan dari tanah liat bukan hal remeh. Itu adalah jalan untuk meraih akhirat dan seisinya. Kita sedang menanam cinta dan ketenangan dalam hati mereka. Ketika kita membiarkan anak tertawa di punggung kita, itu bukan pelecehan terhadap wibawa. Itu justru bentuk kekuatan. Kita sedang membangun jembatan jiwa, menyalurkan energi kasih yang mereka butuhkan untuk tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan kokoh. Jika Ayah Tak Hadir di Ruang Jiwa Anak… Penelitian psikologi menunjukkan bahwa anak yang kehilangan figur ayah dalam kehadiran emosional sering mengalami “masked deprivation” kekosongan batin yang tersamar. Mereka tampak baik-baik saja di luar, namun jiwanya terluka dalam diam. Sebaliknya, ayah yang hadir meski hanya seminggu sekali dengan kualitas yang utuh akan membentuk pondasi emosional yang sehat bagi anak. Mari kita mulai dari hari Sabtu ini. Jadikan akhir pekan bukan hanya tentang libur, tapi tentang hadir utuh untuk anak-anak kita. Peluk mereka, dengarkan cerita-ceritanya, dan beri ruang bagi jiwa mereka untuk tumbuh dengan cinta.

waktu-berkualitas-bersama-anak
Uncategorized

Waktu Berkualitas Bersama Anak: Hadiah Terbaik untuk Jiwa Mereka

Disadur dari buku Saat Berharga untuk Anak Kita oleh Ustadz Mohammad Fauzil Adhim Mengapa Waktu Bersama Anak Sangat Penting Waktu kita sebagai orang tua sangat terbatas. Anak-anak tidak selamanya kecil. Pada masanya, mereka akan tumbuh dewasa, mandiri, dan menjalani kehidupannya sendiri. Saat masih kecil, anak-anak sangat membutuhkan kehadiran nyata kita. Mereka mendambakan sentuhan hangat, dekapan yang tulus, dan tatapan mata yang penuh cinta. Inilah waktu yang paling berharga untuk anak kita—namun justru sering terabaikan. Bisa jadi, kita terlalu sibuk mengejar sesuatu yang kita sebut kesuksesan, hingga lupa bahwa mereka ingin bermain dan bercanda dengan orang yang sangat mereka cintai. Masa Kecil Tak Akan Terulang Ketika anak beranjak remaja, posisi kita sebagai orang tua melemah. Jika sejak kecil kita tidak membangun kedekatan dan penghormatan, maka sapaan tulus dari kita akan kalah oleh gurauan teman-temannya. Jika mereka tidak memiliki kepercayaan utuh pada orang tua, nasihat pun akan terasa asing di telinga mereka. Remaja dan Tantangan Kedekatan Emosional Pada fase ini, anak lebih mendengarkan dunia luar. Tapi jika kita telah menabung kedekatan sejak dini, maka suara kita akan tetap punya ruang di hati mereka. Inilah pentingnya membangun hubungan sejak masa kanak-kanak. Saat Anak Dewasa, Apa yang Tersisa? Suatu saat, mereka akan menikah dan mandiri sepenuhnya. Jika tidak ada ikatan batin yang kuat, mereka tak lagi memerlukan kita—kecuali jika keimanan telah tertanam dalam jiwa mereka. Saat itulah anak akan tetap berkhidmat, bukan hanya karena cinta pada orang tua, tapi karena ingin meraih ridha Allah. Hadiah Terbaik Adalah Kehadiran Orang Tua Waktu tidak akan pernah menguatkan jiwa anak, kecuali jika waktu itu benar-benar kita luangkan untuk mereka. Sebanyak apapun waktu luang, jika tidak diniatkan dan dimanfaatkan, tak akan berarti apa-apa. Sebaliknya, di tengah kesibukan pun, kita tetap bisa menyapa anak-anak—asal ada niat. Mungkin mereka tidak selalu mengingat setiap detik kebersamaan, tapi rasa dicintai dan diperhatikan akan terus hidup di hati mereka. Silungkang Playground: Ruang Bermain yang Bermakna Di tengah hiruk pikuk kehidupan, saat segala sesuatu berjalan cepat dan serba menuntut, kita sering lupa berhenti. Padahal, justru di tengah kesibukan itulah kita paling membutuhkan ruang untuk bernapas, ruang untuk hadir sepenuhnya—bukan hanya secara fisik, tapi juga secara jiwa. Karenanya, kami hadir untuk menjawab kebutuhan itu. Silungkang Playground bukan sekadar taman bermain. Lebih dari itu, ia adalah ruang yang aman, hangat, dan menyenangkan, tempat anak-anak bebas mengeksplorasi dunia dengan cara mereka sendiri—bermain, tertawa, belajar, dan bersosialisasi. Semua terjadi secara alami dan menyenangkan. Sementara itu, bagi orang tua, ini adalah kesempatan langka. Kesempatan untuk memperlambat langkah, meletakkan sejenak beban pekerjaan, dan menciptakan momen-momen kecil yang sederhana namun bermakna. Momen yang tak bisa diulang, dan tak bisa dibeli oleh apapun selain kehadiran yang tulus. Dengan hadir bersama anak di tempat seperti ini, kita bukan hanya menemani mereka bermain, tetapi juga sedang mengisi ruang jiwa mereka dengan rasa dicintai, diperhatikan, dan dimiliki. Dan percayalah—itu jauh lebih berharga daripada hadiah apa pun. Tempat Anak Mengeksplorasi Dunia Dengan aktivitas yang seru sekaligus edukatif, anak-anak di Silungkang Playground bebas bermain, belajar, dan bersosialisasi sesuai dengan tahapan usia mereka. Tidak ada tekanan—hanya ruang aman untuk tumbuh dan mengeksplorasi. Di sinilah mereka mengenal dunia dengan cara yang menyenangkan, penuh rasa ingin tahu, dan tetap dalam pengawasan yang ramah anak. Sementara itu, bagi kita sebagai orang tua, momen ini menjadi pengingat untuk hadir utuh. Bukan sebagai pengatur, tapi sebagai pendamping yang ikut menikmati tawa dan langkah kecil mereka. Karena di sinilah keajaiban terjadi—saat mereka menemukan dunia, kita justru menemukan kembali makna kehadiran. Temukan berbagai aktivitas anak yang menyenangkan di sini, dan rasakan sendiri bagaimana waktu berkualitas bisa menjadi hadiah terbaik untuk mereka. Kesempatan Orang Tua Menciptakan Kenangan Waktu tidak datang dengan sendirinya. Jangan tunggu waktu senggang—ciptakanlah waktu yang berharga bersama anak, mulai dari Silungkang Playground. “Setiap hal yang bukan dzikir kepada Allah adalah permainan, kecuali empat hal: berjalannya seorang laki-laki antara dua sasaran, melatih kudanya, bercengkrama dengan istrinya, dan belajar berenang.”(HR. Ath-Thabrâni)

Uncategorized

Kunjungan Edukatif RA Azizah dan Mitra RA Padang Pariaman ke Silungkang Playground: Belajar Sambil Bermain

Keceriaan dan semangat belajar terpancar dari wajah adik-adik RA Azizah Pauh Kambar, RA Baburrahman, dan RA IT Adzikra saat mereka mengikuti kegiatan group visit ke Silungkang Playground, Padang. Momen ini bukan sekadar wisata edukatif, melainkan juga sarana penting untuk menanamkan nilai belajar, ukhuwah, dan keceriaan sejak usia dini. Silungkang Playground menjadi tempat yang ideal bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri. Terletak di Jl. Sawahan Timur, tepat di depan PT KAI Padang, area bermain ini dirancang sebagai ruang aman, edukatif, dan Islami. Suasana Kunjungan yang Menyenangkan Sejak Awal Sejak pagi, para siswa terlihat antusias. Mereka turun dari kendaraan dengan semangat tinggi, lalu langsung diarahkan menuju area permainan. Karena cuaca bersahabat, aktivitas pun berlangsung tanpa kendala. Selain itu, guru-guru dari setiap RA juga mendampingi anak-anak dengan penuh perhatian. Para santri pembimbing turut membantu mengatur jalannya kegiatan. Seluruh peserta diajak menyanyikan lagu pembuka dan doa bersama. Hal ini menciptakan suasana akrab sejak awal acara. Bermain Aktif, Belajar Kolaboratif Setiap wahana di Silungkang Playground didesain dengan tujuan edukatif. Anak-anak bisa bermain sambil belajar mengenal warna, bentuk, profesi, hingga kerja sama tim. Misalnya, saat mereka bermain peran sebagai dokter, pedagang, atau petani, anak-anak belajar memahami fungsi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, tersedia juga zona refleksi Islami, di mana anak-anak diajak melafalkan doa harian dan ayat pendek. Melalui aktivitas ini, nilai agama ditanamkan secara alami, tanpa paksaan. Selama kegiatan, anak-anak juga diajari antri, bersabar, dan berbagi. Hal-hal kecil seperti ini ternyata memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter positif mereka. Kunjungan ini tidak hanya memberikan manfaat untuk anak-anak. Para guru pun mengaku senang melihat anak didik mereka berinteraksi langsung dengan lingkungan luar kelas. Bahkan, beberapa guru menyebutkan bahwa metode pembelajaran seperti ini dapat memperkuat pemahaman anak terhadap materi dasar. Lebih dari itu, guru bisa mengamati karakter anak secara lebih mendalam di luar ruang kelas. Tentu saja, ini membantu dalam proses evaluasi perkembangan anak. Kolaborasi Lembaga dan Lingkungan Bermain Islami Silungkang Playground terus membuka diri untuk kolaborasi bersama lembaga pendidikan anak usia dini. Kegiatan seperti ini menjadi bagian dari komitmen kami dalam menyediakan ruang bermain Islami yang edukatif dan menyenangkan. Setiap kunjungan dirancang agar anak-anak dapat belajar secara aktif. Karena itu, kami selalu menyesuaikan aktivitas dengan karakter dan kebutuhan masing-masing kelompok. Silungkang Playground percaya bahwa pembelajaran yang efektif harus menyenangkan. Oleh sebab itu, kami menghadirkan permainan tematik yang relevan, dengan pendekatan Islami yang mudah dipahami. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rombongan, terutama kepada Abu, Ummu, para guru, dan seluruh siswa/i yang telah hadir. Semoga kunjungan ini menjadi momen indah yang melekat di memori anak-anak. Tidak hanya itu, kami berharap setiap peserta membawa pulang lebih dari sekadar pengalaman bermain. Kami ingin mereka membawa semangat belajar, kebahagiaan, dan inspirasi untuk terus tumbuh menjadi anak shalih dan shalihah. Silungkang Playground akan terus berinovasi. Nantikan event-event berikutnya dengan tema dan pengalaman baru. InsyaAllah, kami akan terus hadir sebagai teman tumbuh anak-anak Indonesia. “Anak yang bahagia akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, peduli, dan siap menghadapi tantangan masa depan.”

Uncategorized

Ini Cara Orang Tua Cerdas Bantu Anak Berkembang Lewat Bermain

Di zaman sekarang, banyak orang tua berlomba cari les terbaik, aplikasi edukatif, sampai buku latihan usia dini. Tapi tunggu dulu—pernah terpikir nggak, kalau main justru jadi cara paling alami dan efektif buat bantu anak berkembang? Yup, bermain adalah kerja serius bagi anak-anak. Lewat bermain, mereka nggak cuma bersenang-senang, tapi juga belajar hal besar: dari komunikasi, motorik, hingga berpikir logis. Dan orang tua cerdas tahu persis gimana cara menjadikan aktivitas bermain jadi ajang belajar tanpa bikin anak stres. 1. Otak Bekerja Saat Anak Bersenang-Senang Setiap kali anak membangun menara dari balok kayu, mereka sedang belajar tentang gravitasi, logika, dan kesabaran. Saat mereka berpura-pura jadi dokter atau pilot, otaknya aktif membentuk imajinasi dan kemampuan bahasa. Tanpa sadar, mereka mengenal konsep sains, matematika, bahkan sosial. Dan yang paling keren? Mereka belajar sambil tertawa. Coba saingi itu dengan buku matematika. 2. Orang Tua Cerdas Ikut Terlibat Main sambil belajar nggak berarti harus selalu beli mainan mahal atau ikut kursus Montessori. Kadang cukup dengan meluangkan waktu dan ikut main. Tanya: “Kenapa kamu pilih warna merah buat rumahnya?” atau “Kalau menaranya roboh, coba gimana ya biar nggak jatuh lagi?” Pertanyaan-pertanyaan kayak gini mengasah logika dan bikin anak berpikir. 3. Playground, Laboratorium Anak yang Paling Seru Di playground, anak-anak bukan cuma bakar energi. Tapi mereka juga belajar kerja sama, memecahkan masalah, dan membangun rasa percaya diri. Anak yang awalnya takut naik perosotan bisa jadi jagoan dalam tiga hari—karena latihan dan dorongan dari teman. Dan inilah kenapa Silungkang Playground hadir bukan cuma sebagai tempat main, tapi sebagai ruang belajar anak yang menyenangkan. Dengan area yang aman, permainan edukatif, dan lingkungan yang suportif, anak bisa mengembangkan potensi tanpa merasa sedang “belajar”. 4. Variasi Main, Variasi Manfaat Coba kombinasikan permainan fisik (seperti lari, panjat, dan jungkat-jungkit) dengan permainan imajinatif (berpura-pura, role play, atau seni). Anak akan mendapat manfaat menyeluruh: tubuh sehat, otak aktif, dan emosi lebih stabil. Makin bervariasi jenis mainannya, makin luas pula area tumbuh kembangnya. Itulah sebabnya banyak playground modern, seperti Silungkang Playground, menyediakan beragam jenis wahana dengan pendekatan edukatif yang fun dan kontekstual. Main Itu Serius, Tapi Bisa Bikin Happy Main itu bukan kegiatan sia-sia. Justru sebaliknya, bermain adalah investasi jangka panjang buat tumbuh kembang anak. Orang tua cerdas tahu, semakin dini anak belajar lewat bermain, semakin kuat pondasi mereka untuk masa depan. Dan kalau kamu cari tempat yang bisa dukung proses itu, Silungkang Playground siap jadi rumah kedua yang menyenangkan untuk si kecil. Karena belajar nggak harus duduk diam—kadang cukup lari, tertawa, dan membangun menara dari balok warna-warni.

Uncategorized

Terapi Alami untuk Anak yang Terlalu Sering Screen Time

Kita semua tahu rasanya. Lagi asyik makan, anak anteng banget… ternyata lagi nonton YouTube. Satu video belum kelar, sudah minta lanjut. Dan tahu-tahu, dua jam lewat begitu aja. “Nggak papa lah, yang penting diem,” kata kita, padahal hati kecil mulai panik: ini anak main gadget terus, kapan main benerannya? Tenang. Nggak usah langsung panik apalagi drama uninstall semua aplikasi. Solusinya nggak serumit itu, kok. Kadang, kita cuma perlu ngajak anak keluar rumah dan main di playground. Iya, playground. Tempat sederhana dengan ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, dan tawa lepas anak-anak yang jauh dari notifikasi WhatsApp. 1. Tubuh Bergerak, Otak Pun Cerah Main perosotan, loncat-loncat di trampolin, sampai kejar-kejaran? Bagi kita sih mungkin capek, tapi buat anak-anak itu surga dunia. Mereka melatih motorik, keseimbangan, koordinasi, bahkan keberanian. Yang gini, jelas nggak bisa diajarin lewat layar. Dan kabar baiknya: main fisik kayak gitu bantu produksi hormon bahagia. Anak jadi lebih rileks, tidur lebih nyenyak, dan emosi lebih stabil. Cocok banget buat yang sering tantrum karena gadget direbut. 2. Playground = Sekolah Sosial Gratis Di playground, anak belajar cara negosiasi: “Aku dulu ya main ayunannya.” Belajar sabar nunggu giliran. Belajar kompromi. Dan kadang, belajar move on setelah rebutan perosotan. Semua itu pengalaman yang nggak tergantikan. Mana bisa dapet ilmu sabar dari nonton kartun 12 jam? 3. Imajinasi yang Melejit Saat anak main, otaknya nggak cuma bergerak—tapi juga mekar. Mereka bisa berubah jadi pilot, penjelajah hutan, bahkan ninja bayangan. Imajinasi anak tumbuh subur lewat permainan fisik, bukan lewat animasi auto-play. 4. Mau Main Asyik? Coba Main di Silungkang Playground Kalau kamu tinggal di sekitaran Padang dan bingung cari tempat main yang aman, edukatif, dan bikin anak lupa sama HP, Silungkang Playground jawabannya. Tempat ini bukan sekadar arena main. Tapi ruang eksplorasi yang dirancang untuk tumbuh kembang anak. Ada permainan fisik, sensorik, bahkan sudut baca. Staff-nya ramah, tempatnya bersih, dan orang tua bisa ikut tenang sambil nyeruput kopi di sisi taman. Dan yang paling penting? Anak-anak keluar dari sana dengan pipi merah, senyum lebar, dan… tanpa minta nonton YouTube. 5. Terapi Gampang, Efeknya Luar Biasa Kadang kita pikir solusi screen time itu harus mahal: terapi psikolog, gadget khusus, atau kelas parenting. Padahal, kadang solusinya cuma satu: ajak anak main. Biar mereka kenal dunia luar. Biar mereka tahu serunya hujan-hujanan, jatuh bangun dari jungkat-jungkit, atau nyanyi bareng anak baru yang baru kenal lima menit. Kesimpulan: Yuk, Seimbangkan Dunia Digital Anak Gadget nggak salah. Tapi kalau jadi dunia satu-satunya, itu bahaya. Playground bisa jadi jembatan: antara dunia digital dan dunia nyata. Tempat di mana anak belajar, tumbuh, dan benar-benar menikmati masa kecilnya. Dan kalau kamu butuh tempat buat mulai, Silungkang Playground bisa jadi titik awal yang seru dan penuh kenangan. Karena kadang, terapi terbaik itu bukan layar baru, tapi ruang main yang lama terlupa.

Uncategorized

Ini Skill Anak yang Terasah Saat Main di Playground

Siapa sangka, main di playground bukan cuma soal lari-lari dan jungkir balik. Di balik tawa riang dan napas ngos-ngosan itu, ada proses belajar yang gak main-main. Mulai dari koordinasi tubuh, kemampuan sosial, sampai regulasi emosi—semua ikut terasah. Jadi, kalau selama ini kamu pikir playground cuma buat senang-senang, siap-siap tercengang! 1. Motorik Kasar: Latihan Jadi Ninja Cilik Saat anak manjat tali, loncat dari satu titik ke titik lain, atau merayap di terowongan, mereka sebenarnya lagi ngelatih otot besar mereka. Ini penting buat keseimbangan dan kekuatan tubuh, yang nantinya bakal kepake saat belajar berenang, sepeda, atau bahkan bela diri. 2. Motorik Halus: Si Kecil Mulai Terampil Genggaman kecil saat anak naik tangga atau muter roda mainan melatih motorik halusnya. Ini krusial buat aktivitas harian seperti makan sendiri, menulis, atau ngancingin baju. Dan kabar baiknya: semua ini bisa diasah sambil main! 3. Skill Sosial: Gak Cuma Pintar, Tapi Juga Peka Di playground, anak belajar negosiasi, berbagi, dan menyelesaikan konflik kecil. Hal-hal kayak “gantian dong!” atau “aku duluan ya!” itu latihan sosial yang mahal harganya. Mereka belajar berinteraksi tanpa harus disuruh. 4. Problem Solving & Kemandirian Playground itu mini lab kehidupan. Anak akan coba-coba naik lewat sisi lain, mikir gimana caranya sampai ke puncak, atau bangkit sendiri setelah jatuh. Di situ mereka belajar keberanian, adaptasi, dan pemecahan masalah secara natural. 5. Regulasi Emosi: Belajar Sabar dan Tangguh Anak yang gak dapat giliran ayunan bisa kecewa. Tapi di situ juga mereka belajar sabar, menunggu, atau berdamai dengan kondisi. Playground itu tempat latihan emosi tanpa harus ada mata pelajaran khusus. Nah, Di Mana Playground yang Aman, Edukatif, dan Seru? Kalau kamu lagi cari tempat main yang bukan cuma bikin anak capek tapi juga pintar dan bahagia, Silungkang Playground jawabannya. Dirancang khusus untuk anak-anak usia dini, tempat ini bukan cuma sekadar taman bermain. Tapi juga ruang eksplorasi, belajar, dan tumbuh—dalam suasana yang ramah anak dan penuh cinta. Dengan area bermain yang luas, alat yang aman dan terstandar, serta konsep yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh, Silungkang Playground jadi pilihan ideal buat orang tua yang ingin investasi waktu berkualitas untuk anaknya. Bonusnya? Lokasinya asri, adem, dan instagramable banget! Main itu bukan pelarian dari belajar, tapi bagian dari proses belajar itu sendiri. Saat anak tertawa di ayunan atau berlarian di taman, otak dan hatinya sedang berkembang. Jadi, yuk, jadikan playground sebagai tempat terbaik untuk tumbuh bersama. Dan kalau kamu butuh tempat main yang bukan hanya aman tapi juga punya visi edukatif, Silungkang Playground selalu terbuka buat si kecil yang ingin jadi hebat—dari motoriknya sampai rasa empatinya.

aktivitas ramadan
Uncategorized

Aktivitas Ramadan Penuh Makna Bersama Si Kecil

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan ibadah dan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak. Namun, agar mereka tetap semangat menjalankan puasa, perlu ada kegiatan yang menarik dan bermanfaat. Berikut lima aktivitas seru yang bisa dilakukan bersama si kecil! 1. Membuat Jadwal Ibadah Ramadan Agar anak lebih termotivasi, ajak mereka menyusun jadwal ibadah yang kreatif. Gunakan papan tulis atau kertas warna-warni untuk mencatat target harian, seperti: Tambahkan stiker atau tanda pencapaian agar mereka lebih antusias menjalankannya. Dengan cara ini, anak belajar disiplin sekaligus memahami pentingnya ibadah. 2. Menceritakan Kisah Nabi dan Sahabat Menjelang waktu berbuka adalah momen yang pas untuk berbagi cerita penuh hikmah. Kisah nabi dan sahabat dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak, misalnya: Membacakan atau mendongengkan kisah Islami tidak hanya menghibur, tetapi juga menanamkan nilai moral dan teladan baik sejak dini. 3. Menyiapkan Takjil Bersama Mengajak anak untuk menyiapkan takjil dapat menjadi pengalaman seru sekaligus edukatif. Pilih menu sederhana seperti kurma isi kacang, es buah segar, atau roti madu. Selain melatih keterampilan motorik dan kreativitas mereka, aktivitas ini juga mengajarkan sunnah berbuka dengan kurma dan air putih, sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari & Muslim) 4. Challenge Kebaikan Ramadan Buat tantangan sederhana agar anak lebih bersemangat menjalani Ramadan. Beberapa ide yang bisa diterapkan adalah: Setiap tantangan yang berhasil diselesaikan dapat diberikan hadiah kecil, seperti buku Islami atau alat ibadah. Dengan begitu, anak akan lebih termotivasi untuk melakukan kebaikan. 5. Aktivitas Ramadan di Silungkang Playground Si kecil tetap bisa bermain meskipun sedang berpuasa! Silungkang Playground hadir dengan Creative Corner, sebuah area edukatif yang mengajarkan nilai-nilai Islami secara menyenangkan. Apa yang bisa si kecil lakukan di Creative Corner Silungkang Playground? 📖 Tahsin Surah Al-Fatihah – Memperbaiki bacaan Al-Qur’an dengan benar📜 Tahfidz Juz Amma – Menghafal ayat pendek dengan metode interaktif🔠 Belajar Huruf Hijaiyah – Pengenalan huruf Arab bagi pemula🎨 Crafting Islami – Membuat prakarya bernuansa Ramadan Dengan konsep bermain sambil belajar, anak tetap aktif tanpa merasa bosan. Selain itu, lingkungan yang nyaman dan edukatif membantu mereka menikmati Ramadan dengan penuh keceriaan. Dengan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan, anak-anak tidak hanya terhindar dari kebosanan, tetapi juga semakin memahami makna Ramadan. Yuk, ciptakan momen berharga bersama mereka! Siapkan jadwal aktivitas Ramadan si kecil sekarang, dan jangan lupa ajak mereka bermain sambil belajar di Silungkang Playground! 🌙✨

playground syar'i di padang
Uncategorized

Main Seru dan Edukatif di Playground Syar’i Padang

Bermain adalah fitrah bagi anak-anak. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang memiliki anak kecil, maka hendaklah ia bersikap seperti anak kecil terhadapnya.” (HR. Ibnu Hibban). Ini menunjukkan bahwa bermain bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian penting dari tumbuh kembang anak. Namun, bagaimana jika bermain juga bisa menjadi sarana pendidikan dan pembentukan karakter Islami? Inilah mengapa Silungkang Playground hadir sebagai solusi playground syar’i. Manfaat Playground Syar’i untuk Tumbuh Kembang Anak 1. Meningkatkan Perkembangan Fisik dengan Cara yang Halal Anak-anak yang aktif bermain akan lebih sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh adalah bagian dari amanah. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim). Dengan adanya playground syar’i, anak bisa bermain dengan bebas dalam lingkungan yang aman dan tetap menjaga adab berpakaian serta pergaulan. 2. Menanamkan Nilai-Nilai Islam Sejak Dini Playground syar’i tidak hanya tempat bermain, tetapi juga ruang bagi anak untuk belajar nilai-nilai Islami. Misalnya, dengan adanya permainan edukatif bertema kisah para nabi, anak-anak dapat mengenal sejarah Islam dengan cara yang menyenangkan. Imam Al-Ghazali pernah berkata, “Mendidik anak sejak kecil ibarat mengukir di atas batu.” Artinya, pembelajaran di usia dini akan lebih melekat dan membentuk karakter hingga dewasa. 3. Membantu Anak Bersosialisasi dalam Lingkungan Islami Salah satu kekhawatiran orang tua adalah pergaulan anak. Dengan adanya playground syar’i, interaksi antar anak tetap terjaga sesuai dengan adab Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28). Ini menegaskan pentingnya lingkungan yang baik untuk pertumbuhan anak. 4. Melatih Kemandirian dan Kepercayaan Diri Bermain di playground membantu anak menjadi lebih mandiri dan percaya diri. Mereka belajar mengambil keputusan, mengatasi tantangan, dan mengembangkan kreativitasnya. Seperti nasehat dari Ibnu Qayyim, “Anak-anak harus diajarkan untuk mandiri sejak dini agar mereka terbiasa menghadapi kehidupan dengan percaya diri dan keberanian.” 5. Bermain dengan Nyaman dan Tenang bagi Orang Tua Sebagai orang tua Muslim, tentu kita ingin anak-anak bermain di tempat yang nyaman tanpa kekhawatiran akan hal-hal yang bertentangan dengan syariat. Playground syar’i dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kenyamanan, serta pemisahan area bermain laki-laki dan perempuan jika dibutuhkan. Silungkang Playground: Pilihan Tepat untuk Playground Syar’i di Padang Jika Anda mencari playground yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendukung pendidikan Islami anak, Silungkang Playground adalah pilihan tepat. Dengan fasilitas bermain yang aman, edukatif, dan tetap menjaga nilai-nilai Islam, anak dapat bermain sambil belajar dalam suasana yang nyaman. Jangan lewatkan kesempatan untuk memberikan pengalaman bermain terbaik bagi si kecil. Kunjungi Silungkang Playground dan rasakan manfaatnya bagi tumbuh kembang anak Anda!

Scroll to Top